Bicara Lebaran
Nun di desa ...
ayah dan ibu kita berada
dulu ketika kita masih anak-anak
wajah ibu ayu jelita
wajah ayah gagah perkasa
namun kini mereka telah di telan usia
kulit mulai di hiasi kedutan
lambang usia semakin tua
rambut hitam telah menjadi putih
namun kasih mereka pada anak-anak tetap setia
tidak berubah dari masa ke semasa
detik-detik menuju hari lebaran
jiwa mereka memberi salam kepada kita
mereka terlalu rindu kepada kita
terbayang wajah anak-anak bersama di hari raya
manisnya pelukan salam dan ciuman anak-anak
begitulah di ingatan mereka
pasti ibu sudah berkira-kira
menyediakan ketupat dan rendang untuk anak-anak
pelbagai lagi masakan ibu dengan penuh rasah kasih
ayah juga tidak ketinggalan
pasti telah mencari buluh lemang
syahdunya menanti hari lebaran
duhai anak-anak di perantauan
terasakah rindu di hatimu
bagai rasai rindu ayah dan ibu di desa
duhai anak di perantauan
kita telah di besar dengan penuh kasih sayang
ingatkah dulu kita di bantu untuk berjalan
di saat kita sudah dapat berjalan
kita minta pula untuk di dukung
ayah dan ibu melakukan dgn rasa gembira
tapi sekarang kita sudah hidup berjaya
jangan pernah kita lupa pada mereka
di hari lebaran yang kian tiba
usah biarkan mereka basah dgn embun air mata
andai kita tiada
sedihnya ayah dan ibu
andai ada orang bertanya
di manakah kita
ayah dan ibu akan berkata
dia sedang menunggu kita
duhai anak-anak di perantauan
apakah kita sedang bersedia
untuk menuju kepada ayah dan ibu
sukar untuk menandingi kasih sayang ayah dan ibu
namun suburkanlah kasih sayang kita kepada mereka
dampingilah dia yang entah bila-bila akan tiada
ziarahilah pusara dia yang sudah tiada
kita sama-sama menuju kedesa
bertemu ayah dan bonda
agar di suatu masa
bila mereka semua sudah tiada
tiada kesalan menikam jiwa kita .
insan biasa
12.8.2012
wajah ayah gagah perkasa
namun kini mereka telah di telan usia
kulit mulai di hiasi kedutan
lambang usia semakin tua
rambut hitam telah menjadi putih
namun kasih mereka pada anak-anak tetap setia
tidak berubah dari masa ke semasa
detik-detik menuju hari lebaran
jiwa mereka memberi salam kepada kita
mereka terlalu rindu kepada kita
terbayang wajah anak-anak bersama di hari raya
manisnya pelukan salam dan ciuman anak-anak
begitulah di ingatan mereka
pasti ibu sudah berkira-kira
menyediakan ketupat dan rendang untuk anak-anak
pelbagai lagi masakan ibu dengan penuh rasah kasih
ayah juga tidak ketinggalan
pasti telah mencari buluh lemang
syahdunya menanti hari lebaran
duhai anak-anak di perantauan
terasakah rindu di hatimu
bagai rasai rindu ayah dan ibu di desa
duhai anak di perantauan
kita telah di besar dengan penuh kasih sayang
ingatkah dulu kita di bantu untuk berjalan
di saat kita sudah dapat berjalan
kita minta pula untuk di dukung
ayah dan ibu melakukan dgn rasa gembira
tapi sekarang kita sudah hidup berjaya
jangan pernah kita lupa pada mereka
di hari lebaran yang kian tiba
usah biarkan mereka basah dgn embun air mata
andai kita tiada
sedihnya ayah dan ibu
andai ada orang bertanya
di manakah kita
ayah dan ibu akan berkata
dia sedang menunggu kita
duhai anak-anak di perantauan
apakah kita sedang bersedia
untuk menuju kepada ayah dan ibu
sukar untuk menandingi kasih sayang ayah dan ibu
namun suburkanlah kasih sayang kita kepada mereka
dampingilah dia yang entah bila-bila akan tiada
ziarahilah pusara dia yang sudah tiada
kita sama-sama menuju kedesa
bertemu ayah dan bonda
agar di suatu masa
bila mereka semua sudah tiada
tiada kesalan menikam jiwa kita .
insan biasa
12.8.2012
Tiada ulasan:
Catat Ulasan